Kunjungan IsDB bersama BBIB Singosari dan Kementan

Domba Texel berasal dari Pulau Texel di Belanda dan dikenal sebagai salah satu ras domba pedaging unggulan dengan kualitas daging tinggi, pertumbuhan cepat, serta daya adaptasi luar biasa. Hasil persilangan antara domba lokal dan ras Inggris, Texel memiliki ciri khas tubuh kekar, daging rendah lemak, dan efisien dalam penggunaan pakan. Di Indonesia, domba ini mulai dibudidayakan secara murni maupun silangan, menunjukkan hasil yang menjanjikan. Keunggulan lain seperti temperamen jinak, ketahanan terhadap iklim ekstrem, dan genetika unggul membuat Texel menjadi pilihan menarik bagi peternak yang ingin meningkatkan produktivitas secara optimal.

Empon-empon terbukti menjadi solusi alami yang efektif untuk menjaga kesehatan domba, terutama karena kandungan antioksidan, anti-inflamasi, dan imunostimulan dalam bahan seperti jahe, kunyit, dan temulawak. Manfaatnya antara lain meningkatkan kekebalan tubuh, memperbaiki sistem pencernaan, meredakan peradangan, meningkatkan nafsu makan, serta mengurangi stres. Pemberian empon-empon bisa dilakukan dalam bentuk bubuk atau cair dengan dosis tertentu agar hasilnya optimal. Dengan penggunaan rutin dan tepat, empon-empon tidak hanya menjaga kesehatan domba tetapi juga meningkatkan produktivitas peternakan secara alami dan berkelanjutan.

Merawat anak domba adalah langkah krusial dalam beternak karena mereka merupakan aset penting untuk masa depan produksi daging dan regenerasi indukan. Perawatan dimulai sejak kelahiran dengan memastikan pemberian kolostrum, dilanjutkan dengan pemenuhan nutrisi, manajemen kesehatan, pemantauan pertumbuhan, dan menciptakan lingkungan kandang yang nyaman. Proses kelahiran pun harus ditangani dengan baik, mulai dari persiapan tempat hingga perawatan pasca lahir, agar induk dan anak domba tetap sehat. Dengan menerapkan perawatan yang tepat dan disiplin, anak domba akan tumbuh sehat, kuat, dan produktif.

Memahami siklus birahi domba sangat penting dalam usaha peternakan karena menentukan keberhasilan proses perkawinan dan produktivitas ternak. Siklus ini terdiri dari empat fase, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus, dengan masa birahi berlangsung sekitar 24–36 jam setiap 16–17 hari. Tanda-tanda domba birahi antara lain diam saat dinaiki, gelisah, nafsu makan menurun, vulva membengkak dan memerah, keluar lendir bening, serta sering mengembik. Untuk meningkatkan keberhasilan breeding, peternak disarankan memilih indukan berkualitas, memahami siklus reproduksi, menyediakan lingkungan yang nyaman, memanfaatkan teknologi inseminasi buatan, serta rutin memantau kesehatan ternak.

Kecambah terbukti sangat bermanfaat bagi domba jantan karena mengandung nutrisi penting seperti vitamin E, protein, zinc, dan antioksidan yang berperan dalam meningkatkan kualitas sperma, stamina selama musim kawin, produksi hormon testosteron, daya tahan tubuh, serta keberhasilan proses reproduksi secara keseluruhan. Agar manfaatnya maksimal, kecambah harus diberikan secara rutin dengan cara yang tepat, mulai dari pemilihan yang segar hingga mencampurkannya dengan pakan utama.

Kematian mendadak pada domba sering kali mengejutkan peternak dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor serius seperti keracunan pakan, infeksi akut, parasit darah, suhu ekstrem, gangguan jantung, penyakit pernapasan, hingga masalah metabolik seperti hipokalsemia. Untuk mencegah hal ini, penting melakukan perawatan menyeluruh mulai dari pemberian pakan seimbang, vaksinasi rutin, menjaga kebersihan kandang, hingga memilih bibit domba yang sehat.