4 Penyakit Zoonosis Pada Domba & Kambing yang Perlu Diwaspadai

30 September 2025
4 Penyakit Zoonosis Pada Domba & Kambing yang Perlu Diwaspadai

Apa itu penyakit zoonosis pada domba? Domba dan kambing merupakan hewan ternak yang banyak dipelihara di Indonesia, termasuk oleh peternak di Jawa Timur seperti MITRA TERNAK UTAMA. Selain memberikan nilai ekonomi, hewan ternak ini juga memiliki potensi menularkan penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat berpindah dari hewan ke manusia.

Mengetahui jenis penyakit zoonosis, cara pencegahan, dan pengobatannya sangat penting untuk menjaga kesehatan peternak dan masyarakat luas. Dengan pemahaman yang tepat, Anda dapat melindungi usaha peternakan sekaligus meminimalkan risiko penyebaran penyakit.

Apa Itu Penyakit Zoonosis?

Penyakit zoonosis merupakan penyakit atau infeksi yang ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan, lingkungan yang terkontaminasi, maupun konsumsi produk hewan yang tidak diolah dengan baik.

Masih banyak peternak yang belum menyadari besarnya potensi penularan zoonosis. Padahal, penyakit ini bukan hanya merugikan kesehatan, tetapi juga dapat menyebabkan kerugian ekonomi akibat berkurangnya produktivitas ternak. Oleh sebab itu, pemahaman sejak dini tentang penyakit zoonosis menjadi kunci untuk mencegah kerugian jangka panjang.

Baca juga: Penyakit pada Domba: Identifikasi dan Pencegahannya

Jenis Penyakit Zoonosis pada Domba dan Kambing

Ada beberapa penyakit zoonosis yang umum ditemukan pada domba dan kambing. Setiap penyakit memiliki karakteristik berbeda, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara penanganan. Berikut penjelasan lengkapnya agar Anda lebih waspada:

1. Brucellosis

Brucellosis merupakan penyakit bakteri yang disebabkan oleh Brucella melitensis. Bakteri ini umumnya menyerang domba dan kambing, lalu menular ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, maupun produk ternak yang terkontaminasi.

Pada manusia, gejalanya meliputi demam, nyeri otot, keringat malam, dan rasa lelah berkepanjangan. Kondisi ini bisa menyerupai penyakit lain, sehingga seringkali tidak terdeteksi dengan cepat. Pada hewan, brucellosis menyebabkan keguguran pada induk betina dan menurunkan produktivitas peternakan.

Pencegahan dapat dilakukan dengan penggunaan alat pelindung diri (APD), vaksinasi ternak, dan sterilisasi peralatan kandang. Jika sudah terdiagnosis, pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik sesuai resep dokter.

2. Orf (Sore Mouth)

Orf adalah penyakit infeksi virus yang menyebabkan luka pada kulit, terutama di area mulut dan kaki domba atau kambing. Penyakit ini mudah menular ke manusia, khususnya bagi pekerja yang sering melakukan kontak langsung dengan hewan.

Gejala pada manusia biasanya berupa luka melepuh di tangan atau jari. Walaupun luka ini bisa sembuh sendiri, risiko infeksi sekunder tetap tinggi jika kebersihan tidak dijaga. Pada hewan, orf bisa menghambat nafsu makan karena luka di mulut, sehingga pertumbuhan menjadi lambat.

Pencegahan dapat dilakukan dengan memakai sarung tangan saat menangani ternak, menjaga kebersihan luka, serta melakukan desinfeksi kandang. Dengan langkah sederhana tersebut, penyebaran orf bisa ditekan.

3. Toksoplasmosis

Toksoplasmosis disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang sering ditemukan pada ternak. Penularan ke manusia dapat terjadi melalui kontak dengan kotoran ternak atau konsumsi daging yang kurang matang.

Pada manusia, gejalanya menyerupai flu ringan seperti demam dan nyeri tubuh. Namun, pada ibu hamil, infeksi ini bisa berakibat fatal karena meningkatkan risiko keguguran atau cacat bawaan pada janin. Sedangkan pada hewan, toksoplasmosis dapat mengganggu kesehatan reproduksi.

Pencegahan meliputi memasak daging hingga matang sempurna, menjaga kebersihan kandang, serta rutin melakukan pengawasan kesehatan ternak. Jika terjadi infeksi, dokter biasanya memberikan obat antiparasit untuk menekan perkembangan penyakit.

4. Anthrax (Antraks)

Anthrax adalah penyakit berbahaya yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Penularan pada manusia bisa terjadi melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi atau produk ternak yang tidak diproses dengan baik.

Gejala pada manusia ditandai dengan luka kulit yang membengkak, berwarna hitam berkeropeng, serta disertai demam. Anthrax juga bisa menyerang sistem pernafasan jika spora bakteri terhirup, yang dalam beberapa kasus berakibat fatal.

Untuk mencegah penyebaran anthrax, vaksinasi ternak dan penggunaan APD sangat dianjurkan. Limbah ternak juga harus dikelola dengan benar. Jika sudah terinfeksi, pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik sesegera mungkin sesuai arahan tenaga medis.

Baca juga: Mengenal Brucellosis pada Domba dan Cara Mengatasinya!

Bagaimana Cara Penularan Zoonosis?

Penularan penyakit zoonosis pada domba dan kambing tidak hanya terjadi melalui kontak fisik, tetapi juga bisa lewat udara dan makanan. Mengetahui jalur penularan ini penting agar Anda dapat memutus rantai penyebaran penyakit sejak awal:

1. Kontak Langsung

Kontak langsung merupakan jalur penularan paling umum. Ketika Anda menyentuh hewan terinfeksi atau cairan tubuhnya seperti nanah, urine, maupun feses, risiko penularan sangat tinggi. Peternak yang bekerja tanpa sarung tangan atau APD biasanya lebih rentan terpapar.

2. Inhalasi

Inhalasi terjadi saat seseorang menghirup partikel kering atau debu yang mengandung patogen dari kandang. Risiko meningkat pada peternakan dengan sirkulasi udara buruk dan kebersihan kandang yang tidak terjaga.

3. Konsumsi Produk Ternak

Produk ternak seperti susu mentah atau daging yang tidak dimasak sempurna dapat menjadi media penularan zoonosis. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memastikan produk peternakan diolah dengan cara higienis sebelum dikonsumsi.

Cara Mencegah Penyakit Zoonosis

Mencegah zoonosis jauh lebih efektif daripada mengobatinya. Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk menekan risiko penularan di peternakan. Berikut penjelasan selengkapnya: 

1. Vaksinasi Rutin

Vaksinasi secara rutin membantu melindungi ternak dari penyakit menular seperti brucellosis dan anthrax. Dengan jadwal vaksinasi yang konsisten, risiko penularan ke manusia bisa ditekan.

2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

APD seperti sarung tangan, masker, dan sepatu boots wajib digunakan saat membersihkan kandang atau menangani ternak. Kebiasaan sederhana ini mampu menurunkan risiko infeksi secara signifikan.

3. Kebersihan Kandang dan Lingkungan

Kebersihan kandang adalah salah satu kunci mencegah zoonosis. Desinfeksi kandang secara rutin dapat membunuh patogen yang menempel pada permukaan. Selain itu, pembuangan kotoran ternak harus dilakukan di tempat khusus agar tidak mencemari lingkungan.

4. Pengawasan Kesehatan Ternak

Pengawasan kesehatan ternak perlu dilakukan setiap hari, mulai dari memantau nafsu makan hingga aktivitas harian. Jika ada tanda-tanda penyakit, segera lakukan isolasi dan hubungi dokter hewan untuk mendapatkan penanganan tepat.

5. Edukasi Peternak dan Pekerja

Edukasi bagi peternak dan pekerja sangat penting agar mereka memahami risiko zoonosis serta langkah pencegahannya. Dengan pengetahuan yang memadai, setiap orang di lingkungan peternakan dapat ikut menjaga keamanan dan kesehatan bersama.

Baca juga: 5 Cara Merawat Anak Domba yang Benar

Pengobatan dan Manajemen Zoonosis

Pengobatan penyakit zoonosis harus selalu melibatkan dokter hewan dan tenaga medis. Pemberian antibiotik maupun antiparasit hanya boleh dilakukan berdasarkan diagnosis yang tepat.

Selain itu, manajemen peternakan berperan besar dalam mengurangi risiko penularan. Praktik yang dapat diterapkan antara lain isolasi hewan sakit, pencatatan riwayat kesehatan ternak, serta pengelolaan limbah ternak dengan standar higienis. Dengan kombinasi pengobatan medis dan manajemen yang baik, risiko penyebaran penyakit dapat ditekan seminimal mungkin.

Banner Domba Dorsip

Ikuti Pembekalan Peternakan Domba Dosrip untuk Rawat Domba dan Kambing dengan Cara Tepat!

Penyakit zoonosis pada domba dan kambing, seperti brucellosis, orf, toksoplasmosis, dan anthrax, merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia. Sebagai peternak, Anda perlu meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan pencegahan melalui vaksinasi, kebersihan kandang, penggunaan APD, serta pengawasan kesehatan ternak.

Dengan pengobatan tepat, manajemen yang terorganisir, dan edukasi berkelanjutan, risiko penularan zoonosis dapat diminimalkan. Hal ini tidak hanya melindungi kesehatan Anda dan pekerja, tetapi juga menjamin keberlangsungan usaha peternakan tetap produktif dan berdaya saing tinggi.

Namun, teori saja tidak cukup kalau tidak diikuti dengan praktik yang terarah. Bimbingan dari pihak yang berpengalaman jadi sangat penting. Melalui pelatihan peternakan dari Domba Dorsip, kamu bisa belajar secara langsung cara mencegah dan menangani penyakit zoonosis, memahami teknik pemeliharaan domba modern, hingga strategi pengelolaan bisnis peternakan yang lebih efisien.

Kelebihan pelatihan ini adalah pendekatannya yang praktis dan aplikatif, sehingga kamu bisa langsung menerapkan ilmunya di lapangan. Dengan dukungan mentor berpengalaman dan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan industri, Domba Dorsip membantu kamu mengembangkan bisnis peternakan secara profesional, aman, dan berkelanjutan. 

Jadi, kalau kamu ingin usaha peternakan lebih tangguh menghadapi risiko penyakit sekaligus makin produktif, saatnya bergabung dengan pelatihan dari Domba Dorsip sekarang juga!

About 

Dombadorsip.com merupakan website jual domba online bibit genetik unggulan dan terpercaya. Domba Dorsip Farm menyediakan domba dengan kualitas genetik terpercaya dan unggulan. Domba Dorsip Farm juga melayani impor lengkap dari kandang karantina Australia sampai kandang karantina setempat.